Minggu, 31 Maret 2013

PELANGI ITU MENJADI SAKSI


 

Pelangi itu memberi tanda mengapa dua orang yang sedang merasa saling jatuh cinta berada di sebuah tempat dimana mereka bertemu pertama kali. Dan pelangi itu menjadi saksi sebuah pengakuan rasa yang dipendam terlalu lama, selama mereka menjadi sahabat selama belasan tahun.
    Itulah akhir dari novel yang sedang diketik seorang gadis di laptopnya. Gadis itu adalah Amanda, seorang siswi sebuah SMA yang cukup terkenal di kota Bandung. Saat itu Amanda sedang berada di sebuah kelas tempat dia belajar selama ini. Hujan masih mengguyur deras, bahkan saat Amanda mulai berkemas dan menuju depan sekolah untuk menunggu jemputan. Beberapa saat kemudian hujan mulai berhenti meski masih meninggalkan titik-titik kecil yang sering orang sebut sebagai gerimis. Saat itulah saat yang paling Amanda suka. Tiba-tiba sebuah motor berhenti di depannya saat Amanda sedang asyik merenungi indahnya gerimis di depan sekolah. Ternyata penumpang motor tersebut adalah kakaknya, Dafa. Motor langsung meluncur dengan cepat membelah ramainya kota Bandung. Amanda terus berpegangan erat pada kakaknya karena dia tahu bahwa kakaknya ini selalu mengendarai motor dengan kecepatan yang luar biasa. Mata Amanda terus terpejam selama perjalanan. Dafa sering tertawa setiap adik kesayangannya itu menutup mata dengan raut wajah yang terlihat sangat ketakutan. Bahkan ketika sampai di rumah pun terkadang Amanda masih menutup matanya. Dafa mengerti bahwa adiknya itu masih trauma dengan sebuah kendaraan yang disebut motor itu. Ya, ada sebuah kejadian yang menyebabkan Amanda selalu menutup mata ketika menaiki motor. Kejadian tersebut terjadi ketika Amanda berusia tujuh tahun. Saat itu Amanda dan ayahnya sedang dalam perjalanan pulang sekolah. Tiba-tiba di tengah perjalanan mereka dicegat oleh kawanan preman yang entah mengapa mereka memukuli ayahnya hingga ayahnya pingsan dan koma di rumah sakit selama beberapa minggu. Selama itu pula Amanda tak mau pergi ke sekolah. Dia selalu m enemani ayahnya setiap hari. Sampai pada suatu ketika ayahnya sadar dari koma, Amanda sangat senang. Lalu ayahnya mengajak Amanda ngobrol dan tertawa sampai ayahnya menyuruh Amanda untuk membeli seikat bunga melati. Amanda bingung namun ia nurut saja. Ketika kembali dari membeli bunga, Amanda kaget dan tidak sengaja menjatuhkan bunga tersebut hingga bertebaran di lantai kamar tempat ayahnya dirawat. Di kamar tersebut dokter dan 2 orang perawat sedang sibuk memasangkan kembali selang-selang yang tadinya sudah dilepas atas permintaan Amanda. Dan dalam hitungan beberapa menit saja ayah Amanda telah tiada. Amanda pingsan seketika dan ketika tersadar dia sudah berada di kamarnya. Ayahnya telah dikebumikan jasadnya. Dafa yang sadar bahwa adiknya itu sedang bingung lalu menjelaskan semua pada adiknya itu. Amanda pun sadar bahwa obrolan dan tawanya bersama ayah tadi hanya sekedar peringatan terakhir dan melati yang diminta ayahnya tadi adalah sebagai kado terindah sebelum ayahnya pergi. Air mata Amanda terus mengucur deras  selama kakaknya menjelaskan dengan detail. Dafa lansung memeluk adik tercintanya itu dengan erat. Dafa tahu bahwa bagi Amanda ayah adalah seorang pahlawan. Ayah selalu mengantar dan menjemput Amanda ke sekolah. Ayah selalu menemani Amanda belajar setiap malam. Bahkan terkadang Dafa merasa cemburu dengan adiknya itu. Sekarang dia yang harus menggantikan ayahnya. Dia yang harus menjaga Amanda dan juga bundanya. Setelah jasad ayahnya dikebumikan, Dafa menemukan sepucuk surat di kamar ayahnya. Di dalam surat itu berisi tentang hal-hal yang ayahnya sangat ingin Dafa melakukannya. Salah satu hal itu adalah ayah ingin Dafa menjadi seorang laki-laki hebat yang selalu menyanyangi keluarga dan tidak pernah lupa menjalankan shalat. Dafa menangis saat membaca surat tersebut. Namun dia tidak menceritakan hal itu pada Amanda maupun bundanya. Dafa ingin menjaga perasaan mereka. Semenjak itulah Dafa mengerti mengapa Amanda selalu menutup matanya setiap naik motor.
    Kring…Kring… jam berbentuk hello kitty warna merah kesukaan Amanda berbunyi saat menunjukkan pukul lima pagi. Segera Amanda mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat subuh. Setelah itu dia langsung mandi lalu menyiapkan keperluan sekolahnya. Pukul enam pagi Amanda turun menuju meja makan untuk bergabung dengan Dafa dan bundanya. Seperti biasa sarapan di isi dengan suara manjanya Amanda karena selalu di usili Dafa. ‘Hari ini bunda mau kerumah Tante Sinta. Nanti pulang sekolah kalian nggak usah keluyuran, makan siang udah bunda siapin tinggal dipanasi aja.’jelas Lina,bunda Dafa dan Amanda.Setelah mengangguk mereka langsung berpamitan dan mencium pipi bunda mereka dan berlarian menuju halaman depan untuk segera berangkat sekolah.Sampai di halaman sekolah, Amanda langsung mencium tangan kakaknya dan segera berlari menuju kelasnya karena satu menit lagi bel sudah berbunyi. Saat di depan kelas dia heran karena pintu kelasnya tertutup dan suasana sangat sepi.Padahal biasanya kelasnya selalu ramai meskipun bel sudah berbunyi. Saat dia membuka pintu dan masuk ke dalam kelas, tiba-tiba lampu menyala dan lagu happy birthday memenuhi ruangan kelas. Amanda kaget sekaligus senang, dia bahkan tak ingat bahwa ini adalah hari ulang tahunnya. Semua temannya mengucapkan selamat dan tidak lupa mencoreti wajahnya dengan kue yang telah mereka siapkan. Bel pulang sekolah berbunyi, Amanda masih berada di kelas. Dia sedang asyik menulis di buku catatan kecilnya. Entah dia menulis apa, intinya dia sedang bahagia. Selama perjalanan pulang bersama kakaknya, seperti biasa dengan mata tertutup Amanda heran mengapa kakak dan bundanya tidak mengucapkan apapun. Sampai di rumah, dia melihat rumah sangat sepi. Amanda sadar bahwa bundanya sedang pergi kerumah Tante Sinta. Ketika membuka pintu, Amanda kaget ketika sekali lagi surprise datang padanya. Terlihat bunda,Tante Sinta,sahabat-sahabat ketika masih kecil,dan ada seorang cowok yang sangat dia kenal,Rafa. Mereka bersama menyanyikan lagu Happy Birthday untuk Amanda. Setelah meniup lilin, masing-masing dari mereka mulai menikmati sajian yang tersedia. Amanda tentu saja langsung menghampiri Rafa. Namun saat mencari sosok itu, Amanda tak menemukan di antara kerumunan teman-temannya. Amanda tersadar dimana sosok itu berada sekarang. Langsung saja Amanda menuju halaman belakang rumahnya dan benar saja Rafa berada disana sedang tiduran di atas rumput sambil menikmati langit malam. ‘Bintang titip salam untukmu’ kata Rafa sesaat setelah Amanda ikut tiduran di sampingnya. ‘Bintang
?’ tanya Amanda keheranan. ‘Ya, di atas sana beribu bintang ikut mengucapkan selamat ulang tahun dan menyampaikan doaku kepada Tuhan’ jelas Rafa. Amanda hanya terdiam mendengar penjelasan Rafa. Dia terlalu mengagumi ucapan Rafa. Sosok ini tak berubah dari dulu, bahkan setelah sekian tahun tak bertemu dan akhirnya bertemu saat ini di hari ulang tahunnya. Rafa adalah sahabat Amanda di waktu kecil, mereka sering bermain dan belajar bersama. Orangtua mereka juga saling mengenal baik. Namun suatu ketika orangtua Rafa mendapat tugas di luar kota selama beberapa tahun, dan hal itu mengharuskan mereka berpindah tempat. Amanda dan Rafa pun harus terpisah. Sebelum pergi, Rafa sempat mengajak Amanda jalan-jalan ke taman kota walaupun pada saat itu cuaca sedang dalam keadaan gerimis. Saat di taman, Rafa tak mengucapkan sepatah kata pun dan mereka hanya berpelukan. Amanda menangis di pelukan Rafa, namun Rafa berusaha menenangkan dengan menunjukkan keindahan alam pada Amanda yaitu pelangi. Keindahan alam tersebut muncul sesaat setelah gerimis berhenti dan matahari mulai muncul. Sejak saat itulah Amanda menganggap setiap ada pelangi muncul, hatinya dan hati Rafa selalu bertaut.
    Pagi yang cerah ketika Amanda bangun dari tidurnya, saat itu jam masih menunjukkan pukul 5 pagi. Semalam setelah menikmati langit malam bersama sosok yang dia rindukan selama belasan tahun, Amanda langsung tidur dengan nyenyak. Pagi ini Rafa berjanji akan menjemput dan mengantarnya ke sekolah. Pukul 6 pagi Amanda sudah rapi, Bundanya pun merasa heran mengapa anak tercantiknya itu sudah siap sepagi ini. Setelahy melahap setangkap roti tawar dan meminum susu putih buatan bundanya, Amanda langsung berpamitan karna Rafa sudah menunggunya di depan rumah. Dia kaget saat melihat Rafa menjemputnya dengan sepeda. ‘Ada yang aneh?’ Tanya Rafa. Amanda hanya tersenyum dan tidak menjawab pertanyaan Rafa. Dia langsung membonceng begitu saja. Selama perjalanan menuju sekolah, mereka hanya saling terdiam. Padahal sebenarnya mereka menyimpan berbagai hal yang ingin mereka ucapkan dan tanyakan satu sama lain. Namun entah mengapa mereka merasa ada yang menahan mereka untuk saling mengatakan hal tersebut. Sampai di sekolah, Amanda langsung menatap wajah Rafa dan tersenyum. Rafa mengerti arti senyuman itu, dia lalu mengayuh kembali sepedanya dan meninggalkan Amanda yang masih diam berdiri. Selama di kelas, Amanda tidak focus dan sudah berulang kali terkena teguran guru yang mengajar karna Amanda selalu melamun setiap guru menerangkan tentang materi yang sedang dibahas. Saat bel pulang berbunyi, Amanda langsung keluar kelas paling awal dan menuju halaman depan sekolah. Dan benar saja, Rafa telah siap dengan sepedanya sambil tersenyum saat melihat Amanda muncul. Mereka pulang dengan perasaan yang tak menentu. Sampai dirumah Amanda, Rafa langsung berpamitan pulang dengan alasan mengantar mamanya ke rumah sakit. Amanda mempercayainya dan harus rela melihat Rafa pergi. Sejak itu, Rafa sering mengantar jemput Amanda. Namun pada suatu ketika saat perjalanan pulang menuju rumah Amanda, Rafa mengajak Amanda ke taman kota. Meski merasa heran, Amanda hanya menurut saja. Sampai di taman, seperti biasa mereka tiduran di atas rumput sambil menikmati langit sore yang cerah. Saat Amanda berdiri mengajak pulang, tiba-tiba Rafa langsung memeluk tubuhnya. Amanda kaget dan dia menangis begitu saja dalam pelukan Rafa. Mereka cukup lama berpelukan, sampai gerimis turun dan mereka memutuskan untuk pulang. Sebelum melepas pelukannya, Rafa sempat mengucapkan sebuah kata yang selama ini Amanda tunggu. Amanda hanya tersenyum mendengarnya dan semakin erat memeluk Rafa. Saat perjalanan pulang, Amanda melihat keindahan alam itu lagi. Ya, ada pelangi yang muncul di langit cerah itu. Amanda tersenyum senang dan tak akan pernah melupakan hari ini.
    Esoknya seperti biasa Amanda sudah bersiap lebih awal. Namun jam sudah menunjukkan pukul setengah 7 dan Rafa belum juga datang. Amanda mulai merasa khawatir dan takut. Akhirnya dia memutuskan untuk berangkat sekolah membonceng kakaknya. Selama menutup mata di perjalanan, Amanda terus memikirkan tentang Rafa. Dia merasa ada sesuatu yang terjadi dengan sosok yang ia cintai itu. Namun Amanda berusaha menepisnya dan berusaha focus di sekolah. Sudah seminggu lebih Rafa tidak menjemput atau mengantar Amanda. Tak ada kabar tentang sosok itu. Bahkan ketika Amanda menanyakan pada bundanya, tak ada jawaban yang ia harapkan. Akhirnya pada suatu ketika Amanda memutuskan untuk kerumah Rafa. Sampai di rumah tersebut, terlihat suasana yang sangat sepi menyelimuti rumah besar tersebut. Pembantu di rumah Rafa menyuruh Amanda agar menunggu di kamar Rafa saja. Amanda menurut dan segera naik ke lantai atas untuk ke kamar Rafa. Sampai di kamar Rafa, Amanda merasakan suasana nyaman dan tenang. Kamar Rafa memang sangat rapid an menenangkan. Saat melihat sekeliling, mata Amanda melihat ada sepucuk surat di atas meja belajar Rafa. Amanda kaget saat melihat namanya di surat tersebut. Amanda langsung membaca dan menangis saat mengetahui isi surat tersebut.
AMANDA, AKU TAHU KAMU PASTI MENCARIKU SAMPAI DATANG KERUMAH.MAAF AKU TAK MENGABARI MU APAPUN.LAMA YA AKU TAK MENJEMPUT DAN MENGANTARMU.LAMA SEKALI KITA TAK BERTEMU SELAMA BELASAN TAHUN.ASAL KAMU TAHU AMANDA,AKU MERASA SANGAT KESEPIAN SAAT AKU DAN ORANGTUAKU BERADA DI LUAR KOTA DAN JAUH DARIMU.AKU SELALU RINDU AKAN SOSOKMU.AKU SELALU RINDU AKAN TINGKAHMU.DAN AKU SELALU RINDU AKAN KENANGAN KITA SAAT KITA BERSAMA MENIKMATI GERIMIS DAN MELIHAT KEINDAHAN PELANGI.
AMANDA,SUDAH LAMA AKU INGIN MENGATAKANNYA.DAN AKHIRNYA AKU BISA MENGATAKANNYA PADAMU SAAT KITA DI TAMAN KOTA BEBERAPA HARI YANG LALU.AKU MENGATAKANNYA KARNA AKU TAHU PELANGI AKAN SEGERA MUNCUL.DAN AKU INGIN PELANGI MENJADI SAKSI BETAPA BAHAGIANYA KITA SAAT ITU.
AMANDA,AKU SAKIT.AKU MENDERITA LEUKIMIA DAN SUDAH BERADA DI TAHAP YANG PARAH.ITULAH ALASAN MENGAPA SETELAH KITA DIPERSATUKAN KEMBALI AKU TAK SECEREWET DULU.AKU TAK BANYAK BERCERITA PADAMU.BAHKAN AKU HANYA SEMPAT MENGATAKAN SEBUAH PERASAAN YANG AKU PENDAM SELAMA INI TANPA MENANYAKAN BAGAIMANA PERASAANMU PADAKU.AKU HANYA TAK INGIN KAMU TAHU BETAPA SAKITNYA AKU MENAHAN BEBAN YANG SELAMA INI KU SEMBUNYIKAN DARIMU.
TERIMA KASIH AMANDA,AKAN HARI-HARI YANG KITA LEWATI BERSAMA,AKAN PERSAHABATAN KITA SELAMA INI.DAN UNTUK PELANGI ITU.
    Setelah selesai membaca,mama Rafa masuk ke kamar dan langsung memelukku dengan erat sambil menangis.Mama Rafa menceritakan apa yang terjadi selama ini pada Rafa.Aku hanya bias terdiam dan menangis mendengarnya.
2 TAHUN KEMUDIAN
    Hari ini aku tersadar, di dekat sebuah nisan yang di dalamnya terdapat sosok yang kucintai, aku tersadar bahwa hidupku begitu berarti baginya. Namun aku tak pernah sadar betapa berharga waktu yang kulewati bersamanya selama ini. Aku akan melanjutkan hidupku dengan tenang dan penuh rasa cinta. Karna aku telah belajar arti cinta dan waktu yang sebenarnya dalam hidup. Selamat tinggal Rafa, kenangan kita akan selalu ku ingat. Amanda meninggalkan Rafa dan pergi dengan perasaan bahagia. Saat itulah pelangi menjadi saksi 2 hati yang hanya dipisahkan oleh maut.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blog Template by YummyLolly.com